Data registrasi kartu SIM bocor, Kominfo meminta untuk sang hacker untuk berhenti menyerang Indonesia Akan tetapi sang hacker yang dikenal dengan sebutan Bjorka malah menjawab dengan sebutan idiot dan kemudian cukup ramai dibahas di linimasa.
“Kalau bisa jangan menyerang. Tiap kali kebocoran data yang dirugikan ya masyarakat, kan itu perbuatan illegal access,” ujar Semuel Abrijani Pangerapan, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kominfo saat konferensi pers pada Senin (5/9).
Menurut Semuel, aksi pembobolan seperti dilakukan Bjorka sangat merugikan masyarakat. Sebab data pribadi itu melekat di masyarakat. Mereka memberikan data pribadinya karena menggunakan layanan.
“Jangan sampai masyarakatnya dong. Ini kan data masyarakat. Jadi mereka justru menyerang masyarakat sebenarnya. Kalau mau mempermalukan pakai cara yang lain dong, jangan menyebarkan data masyarakat,” lanjutnya.
Bjorka lalu mengunggah sebuah pesan balasan terhadap respons Kominfo soal kebocoran data registrasi SIM Card di situs forum Breached. Kendati singkat, pesan yang disampaikan terasa pedas di telinga.
Netizen berpendapat pesan yang dikirim Bjorka sebagai kritikan pada Kominfo sendiri. Seperti yang diutarakan akun @maink***. “Stop being an idiot! It’s mean your cyber security is sucks!” ujarnya.
Hal senada diutarakan warganet lainnya. “At this point gua lebih mendukung hackernya sih, besok pas pemilu w berharap mereka ngacak acak data calegnya jadi merka ga valid lagi buat mencalonkan diri,” ujar akun @s1mple_vi***.
“@Kominfo your job is protection us as a civilian… hacker is always be a hacker…,” ujar akun @dhimasputra***.
Tidak hanya para netizen, pengama dari keamanan siber juga berpendapat senada. Kominfo tidak bisa begitu saja lepas tangan dan harus bertanggung jawab aas hal yang terjadi, karena mereka adalah pembuat kebijaan di Indonesia. Apabila mereka memerintahkan untuk mengumpulkan data maka seharusnya Kominfo juga harus bisa menjaga keamanan dari data yang diminta.
Chairman CISSReC Pratama Persadha mendesak agar Kominfo bisa blak-blakan terkait kondisi yang terjadi sesungguhnya terkait kebocoran data SIM card prabayar tersebut. Sebab, Kominfo menggelar program registrasi nomor seluler, sehingga seharusnya Kominfo juga tahu di mana sumber kebocoran data tersebut. Selain itu, data yang dibuka oleh hacker menunjukkan ada satu NIK dipakai untuk mendaftarkan ribuan SIM card. Hal ini rawan dipakai untuk penipuan dan kegiatan buzzer anonim.
“Jadi, ini semakin menegaskan bahwa seharusnya Kominfo yang bertanggung jawab terhadap terjadinya kebocoran data ini,” imbuhnya.
Bagaimana menurut anda? Apakah anda setuju dengan statement diatas atau anda lebih medukung Kominfo?
Baca: Meta dan Qualcomm Kembangkan Metaverse Geared Silicon untuk Digunakan di Headset Generasi Berikutnya
Sekian informasi yang dapat kami sampaikan pada artikel ini, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya.